Kisah si Kaya dan si Miskin...
Bismillaah...
Kali ini saya coba mengingat tentang sebuah cerita yang saya lihat yang cerita ini juga jadi mengingatkan saya pada sebuah kisah yang pernah terjadi di masa para nabi.
Sahabat muslim...Kita pasti pernah mengalami titik jenuh dalam beraktifitas dalam bidang yang kita geluti, entah itu di perusahaan besar sekalipun... dan hal itu pernah juga saya alami. Saat itu saya bekerja disebuah perusahaan di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan yang jaraknya kurang lebih 35 km dari tempat saya tinggal dan itu berarti 70 km untuk perjalanan PP yang harus saya laju dengan kendaraan bermotor. Betapa lelahnya raga yang seharian bekerja dan ditambah lagi dengan perjalanan yang harus ditempuh dengan konsentrasi dan tenaga.
Untuk menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas tersebut, kadang saya ambil kesempatan untuk cuti.. dan hari yang tepat untuk cuti buat saya adalah hari Jum'at karena sabtu hanya setengah hari. Kesempatan libur itu saya upayakan untuk bisa menyinggahi masjid-masjid raya dan saya biasa mengajak kakak atau aba (panggilan untuk ayah) untuk melaksanakan sholat jum'at. Dan saya berinisiatif untuk melaksanakan Jum'at di Masjid Istiqlal yang minimal saya kunjungi satu bulan sekali saat itu, karena memang selain indah dan megah, isi ceramahnya pun tidak kalah bagus dengan Masjid Al Azhar.
Selepas sholat, saya mengistirahatkan diri di serambi masjid sambil melihat bazar. Tidak jauh dari tempat beristirahat, saya melihat seorang yang sering saya lihat di layar kaca yang mungkin sahabat juga pernah melihatnya. Beliau adalah seorang Dokter yang kita lihat sering memberikan konsultasi seputar obat-obat tradisional dan beliau adalah Dokter Hembing. Saya melihat beliau banyak didatangi pengemis yang meminta sedekahnya.
Subhanallaah... Ternyata beliau telah mempersiapkannya dalam amplop yang jumlah amplop tersebut lumayan banyak buat saya. Tak jauh dari beliau ada seseorang yang wajahnya tampak terlihat seperti ahli ibadah dan menyalaminya.. " semoga Allah memberikan keberkahan dalam hidup bapa " begitu ujarnya.
Saya jadi teringat dengan satu kisah yang terjadi di masa Nabiyullah Musa as, yang juga memiliki umat yang cukup banyak. Suatu ketika datang seorang miskin kepadanya dengan pakaian yang lusuh kemudian berkata, " Wahai Musa.. Sampaikan permohonanku kepada Allah Swt agar aku dijadikan orang kaya". Mendengar penuturannya, Nabi Musa tersenyum dan berkata, " Bersyukurlah kepada Allah.. ". Orang tersebut berkata, " Bagaimana aku harus bersyukur kepada Allah sedangkan aku hanya memiliki pakaian yang kupakai ini...makan pun aku jarang ". Kemudian ia pulang tanpa memperoleh apapun.
Tak lama kemudian datang pula seorang yang kaya dengan pakaian yang rapi dan bersih badannya dan berkata kepada Nabi Musa, " Wahai Musa..sampaikanlah permohonanku kepada Allah, agar aku dijadikan seorang yang miskin.. Kadang aku takut dengan banyaknya anugerah yang kumiliki ". Kemudian Nabi Musa berkata kepadanya, " Janganlah Kamu bersyukur kepada Allah..", orang tersebut menjawab...
" Wahai Nabiyullah... Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahiku mata yang dengan mata ini aku dapat melihat ; dan
Dia telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja..
Dia juga yang telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan..
Dia yang memberiku telinga yang dengannya aku dapat mendengar ; dan
anugerah terbesar adalah Dia berikan nafas padaku yang dengannya aku hidup...
Manalah mungkin aku tidak bersyukur Wahai Nabiyullah.. ".
Kemudian ia pun kembali kerumahnya. Nabi Musa pun tersenyum dengan penuh haru mendengar penuturan orang tersebut.
Sahabat muslim,
tahukah apa yang terjadi?
Orang miskin yang pertama datang kepada Nabi Musa tidaklah menjadi kaya, bahkan ia tidak lagi memiliki selembar pakaianpun.. Namun sebaliknya, orang yang kaya semakin Allah tambah kekayaannya karena ia bersyukur kepada Allah.
Dari kisah dan cerita diatas kadang saya malu dan membuat saya tersenyum haru atas karunia Allah yang tanpa disadari bahwa karunia Allah itu amatlah banyak pada diri ini.. Astaghfirullaah..
Sahabat muslim yang dikasihi Allah...
Adakah kita melihat dan merasakan bahwa ada orang yang mungkin memiliki kekurangan dalam hidupnya namun ia bersyukur dan tetap bersabar atas cobaan yang dihadapi.
Bagaimanakah jika itu adalah kita...
Mampukah kita bersyukur kepada Allah...
Sebelum Allah cabut dan ambil nikmat itu dari kita, yuu kita mengucapkan " Alhamdulillah " sebagai bentuk rasa syukur, kemudian di iringi dengan perbuatan kita yang sekiranya membuat Allah makin sayang dan cinta kepada kita.
Wallaahu a'lam
( kisah nyata penulis, ditulis ketika aktifitas kerja tidak begitu padat dan semoga bisa menjadi manfaat buat yang membacanya... Aamiin :))
Kali ini saya coba mengingat tentang sebuah cerita yang saya lihat yang cerita ini juga jadi mengingatkan saya pada sebuah kisah yang pernah terjadi di masa para nabi.
Sahabat muslim...Kita pasti pernah mengalami titik jenuh dalam beraktifitas dalam bidang yang kita geluti, entah itu di perusahaan besar sekalipun... dan hal itu pernah juga saya alami. Saat itu saya bekerja disebuah perusahaan di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan yang jaraknya kurang lebih 35 km dari tempat saya tinggal dan itu berarti 70 km untuk perjalanan PP yang harus saya laju dengan kendaraan bermotor. Betapa lelahnya raga yang seharian bekerja dan ditambah lagi dengan perjalanan yang harus ditempuh dengan konsentrasi dan tenaga.
Untuk menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas tersebut, kadang saya ambil kesempatan untuk cuti.. dan hari yang tepat untuk cuti buat saya adalah hari Jum'at karena sabtu hanya setengah hari. Kesempatan libur itu saya upayakan untuk bisa menyinggahi masjid-masjid raya dan saya biasa mengajak kakak atau aba (panggilan untuk ayah) untuk melaksanakan sholat jum'at. Dan saya berinisiatif untuk melaksanakan Jum'at di Masjid Istiqlal yang minimal saya kunjungi satu bulan sekali saat itu, karena memang selain indah dan megah, isi ceramahnya pun tidak kalah bagus dengan Masjid Al Azhar.
Selepas sholat, saya mengistirahatkan diri di serambi masjid sambil melihat bazar. Tidak jauh dari tempat beristirahat, saya melihat seorang yang sering saya lihat di layar kaca yang mungkin sahabat juga pernah melihatnya. Beliau adalah seorang Dokter yang kita lihat sering memberikan konsultasi seputar obat-obat tradisional dan beliau adalah Dokter Hembing. Saya melihat beliau banyak didatangi pengemis yang meminta sedekahnya.
Subhanallaah... Ternyata beliau telah mempersiapkannya dalam amplop yang jumlah amplop tersebut lumayan banyak buat saya. Tak jauh dari beliau ada seseorang yang wajahnya tampak terlihat seperti ahli ibadah dan menyalaminya.. " semoga Allah memberikan keberkahan dalam hidup bapa " begitu ujarnya.
Saya jadi teringat dengan satu kisah yang terjadi di masa Nabiyullah Musa as, yang juga memiliki umat yang cukup banyak. Suatu ketika datang seorang miskin kepadanya dengan pakaian yang lusuh kemudian berkata, " Wahai Musa.. Sampaikan permohonanku kepada Allah Swt agar aku dijadikan orang kaya". Mendengar penuturannya, Nabi Musa tersenyum dan berkata, " Bersyukurlah kepada Allah.. ". Orang tersebut berkata, " Bagaimana aku harus bersyukur kepada Allah sedangkan aku hanya memiliki pakaian yang kupakai ini...makan pun aku jarang ". Kemudian ia pulang tanpa memperoleh apapun.
Tak lama kemudian datang pula seorang yang kaya dengan pakaian yang rapi dan bersih badannya dan berkata kepada Nabi Musa, " Wahai Musa..sampaikanlah permohonanku kepada Allah, agar aku dijadikan seorang yang miskin.. Kadang aku takut dengan banyaknya anugerah yang kumiliki ". Kemudian Nabi Musa berkata kepadanya, " Janganlah Kamu bersyukur kepada Allah..", orang tersebut menjawab...
" Wahai Nabiyullah... Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahiku mata yang dengan mata ini aku dapat melihat ; dan
Dia telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja..
Dia juga yang telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan..
Dia yang memberiku telinga yang dengannya aku dapat mendengar ; dan
anugerah terbesar adalah Dia berikan nafas padaku yang dengannya aku hidup...
Manalah mungkin aku tidak bersyukur Wahai Nabiyullah.. ".
Kemudian ia pun kembali kerumahnya. Nabi Musa pun tersenyum dengan penuh haru mendengar penuturan orang tersebut.
Sahabat muslim,
tahukah apa yang terjadi?
Orang miskin yang pertama datang kepada Nabi Musa tidaklah menjadi kaya, bahkan ia tidak lagi memiliki selembar pakaianpun.. Namun sebaliknya, orang yang kaya semakin Allah tambah kekayaannya karena ia bersyukur kepada Allah.
Dari kisah dan cerita diatas kadang saya malu dan membuat saya tersenyum haru atas karunia Allah yang tanpa disadari bahwa karunia Allah itu amatlah banyak pada diri ini.. Astaghfirullaah..
Sahabat muslim yang dikasihi Allah...
Adakah kita melihat dan merasakan bahwa ada orang yang mungkin memiliki kekurangan dalam hidupnya namun ia bersyukur dan tetap bersabar atas cobaan yang dihadapi.
Bagaimanakah jika itu adalah kita...
Mampukah kita bersyukur kepada Allah...
Sebelum Allah cabut dan ambil nikmat itu dari kita, yuu kita mengucapkan " Alhamdulillah " sebagai bentuk rasa syukur, kemudian di iringi dengan perbuatan kita yang sekiranya membuat Allah makin sayang dan cinta kepada kita.
Wallaahu a'lam
( kisah nyata penulis, ditulis ketika aktifitas kerja tidak begitu padat dan semoga bisa menjadi manfaat buat yang membacanya... Aamiin :))
Komentar
Posting Komentar