TATA CARA UMROH
Bismillaahirrohmaanirrohiim....
Rasanya ada yang kurang... Hampir beberapa pekan blog ini vakum dari catatan-catan ringannya.. insyaAllah kali ini kami ingin memuat sebuah artikel yang berkaitan dengan
TATA CARA UMROH.
Tak terasa sudah 2 tahun kami berada di negeri yang berpadang pasir, negeri dimana Rasulullah terlahir. Entah sudah berapa kali kami melaksanakan rutinitas umroh tiap bulannya, namun sekalipun demikian tidak menjadikan kami puas, akan tetapi rasa keinginan untuk melaksanakan umroh dengan cara yang lebih baik tiap waktunya menjadikan kami terus mempelajari dan memahami , Bagaimanakah Tata Cara Umroh ini.. ? Ungkapan yang kami tulis ini, dengan penuh kerendahan hati, untuk berbagi kepada semua Sahabat Muslim yang hendak dan akan melaksanakan ibadah umroh.
Berikut ini kami jelaskan Pedoman Singkat tentang Tata Cara Umroh :
1. Jika seseorang yang hendak melaksanakan umroh telah sampai di miqot, disunnahkan baginya mandi dan bersih-bersih. Demikian juga halnya wanita, meskipun mereka sedang haid atau nifas ( tetap disunnahkan mandi dan bersih-bersih ), hanya saja mereka tidak boleh ikut thawaf di Baitullah hingga ia suci dan melakukan mandi besar. Bagi laki-laki, hendaklah ia memakai wewangian dibadannya dan tidak dipakaian ihromnya. Jika sulit baginya untuk mandi, maka tidaklah mengapa dan di sunnahkan untuk mandi setibanya di Makkah jika mudah baginya.
2. Bagi laki-laki, harus melepas seluruh pakaian yang berjahit dan kemudian mengenakan Izaar ( pakaian Ihrom bagian bawah ) dan rida' ( pakaian Ihrom bagian atas ) serta membiarkan bagian kepalanya terbuka ( tidak mengenakan peci atau yang semacamnya yang langsung menyentuh kepala hingga telah selesai bertahalul ). Di sunnahkan juga agar pakaiannya putih bersih. Sedangkan untuk wanita diperbolehkan ihrom dengan pakaian biasa yang tidak menampakkan perhiasan dan kemewahan
3. Kemudian setelah itu niatlah dalam hatinya untuk memulai ibadah ( umroh ) dan di ucapkan dengan lisan seraya berucap : لبّيك عمرة atau mengucapkan اللهمّ لبّيك عمرة , jika khawatir tidak dapat melanjutkan ibadahnya karena sakit atau takut ada musuh atau terhalang dan semacamnya, maka disyariatkan baginya untuk memberi syarat ketika ihrom dengan mengucapkan : فإن حبسني حابسٌ فمحلِ حيث حبستني " jika ada yang menghalangi saya, maka tempat tahalul saya ditempat Engkau menghalangi saya ", .
Berdasarkan hadits Dhuba'ah binti Zubai ra' bahwa dia berkata : "Ya Rasulullah SAW sebenarnya saya ingin melaksanakan haji akan tetapi saya sakit ", maka bersabda Rasulullah SAW : " lakukanlah ibadah haji dan syaratkanlah bahwa tempat tahalul kamu di tempat kamu terhalang ", ( muttafaq 'alaih ).
kemudian setelah itu hendaklah ia bertalbiah sebagaimana talbiah yang dibaca Nabi SAW, yaitu : " Labbaika Allaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wan ni'mata laka wal mulka laa syariika laka." Perbanyaklah mengucapkan tasbih serta berdzikir dan berdo'a.
Setibanya di Masjidil Haram, di sunnahkan baginya ( saat masuk ) mendahulukan kaki kanannya, seraya mengucapkan :
" Bismillaahi wash sholaatu was salaamu 'alaa rosuulillaahi a'uudzubillaahil 'azhiim wabiwajhihil kariim wa sulthoonihil qodiimi minasy syaithaanir rojiimi allaahummaftahlii abwaaba rohmatika ".
sebagaimana saat memasuki masjid-masjid yang lainnya, kemudian hendaklah ia menyibukkan dirinyadengan talbiahhingga sampai di depan Ka'bah.
4. Jika telah tiba di depan Ka'bah, berhentilah membaca talbiah, kemudian menuju Hajar Aswad, lalu mengusapnya dan menciumnya jika semua itu memungkinkan dan tidak menyakiti orang lain dengan berdesak-desakan. Saat mengusapnya, ucapkanlah :
بسم الله والله اكبر
atau mengucapkan,
الله اكبر
Jika sulit menciumnya, maka cukup mengusapnya dengan tangan atau tongkat atau yang semacamnya dan mencium bekas usapan tersebut. Jika sulit mengusapnya, maka cukup dengan memberikan isyarat kepadanya seraya mengucapkan الله اكبر dan tidak perlu mencium bekas isyaratnya.
Di syaratkan bersuci demi sahnya thawaf atau dalam keadaan tidak memiliki hadats kecil dan besar. Karena thawaf bagaikan sholat, kecuali dibolehkan dalam thawaf untuk berbicara.
5. menjadikan Ka'bah disebelah kirinya dan melakukan thawaf sebanyak 7 kali putaran. Jika berada dalam posisi sejajar dengan rukun Yamani hendaknya dia mengusapnya dengan tangan kanannya jika memungkinkan dan membaca : بسم الله والله اكبر namun tidak menciumnya. jika sulit baginya untuk mengusapnya maka berlalulah dengan meneruskan thawaf, tidak perlu memberi isyarat dan tidak perlu bertakbir karena hal tersebuttidak terdapat riwayatnyadari Rasulullah SAW. ( Adapun setiap kali berdiri sejajar dengan rukun Hajar Aswad hendaklah mengusapnya, menciumnya serta bertakbir seperti yang telah disebutkan. Jika tidak bisa, cukup dengan memberi isyarat dan bertakbir ).
Di sunnahkan untuk melakukan ram ( berjalan cepat dengan langkah-langkah pendek ) pada 3 putaran pertama pada thawaf qudum khusus untuk laki-laki. begitu juga pada thawaf qudum, di sunnahkan bagi laki-laki untuk idhtibaa' pada seluruh putarannya, yaitu dengan menjadikan pertengahan selendangnya/kain ihromnya dibawah pundak kanannyasedangkan kedua ujungnya berada diatas pudak kirinya.
Di sunnahkan memperbanyak dzikir dan do'a yang mampu ia baca dalam semua putaran. Tidak terdapat do'a khusus dalam thawaf, hanya saja diantara rukun Yamani hingga rukun Hajar Aswad.
Thawaf di akhiri pada putaran ketujuh dengan mengusap Hajar Aswad atau memberikan isyarat serta bertakbir, seperti yang telah kami sebutkan diatas.
Setelah selesai thawaf, rida' nya dikenakan kembali seperti semula yaitu dengan meletakkannya diatas kedua pundaknya dan kedua ujungnya di dadanya.
bersambung dengan TATA CARA SA' I ...
Komentar
Posting Komentar