Berbagi kisah : Bilal Bin Rabah
Bismillaahirrohmaanirrohiim... :)
Sahabat Muslim....
kita pasti mengenal nama Bilal Bin Rabah...
ia adalah salah satu puncak tinggi yang menjulang dari puncak-puncak para sahabat Rasulullah SAW.
Tidaklah kita mengumandangkan adzan hingga hari ini kecuali kita mengingat Bilal, Mu'adzin Rasulullah Saw.
Ketika Nabi di utus, usia Bilal saat itu 30 tahun yang artinya, ia 10 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW. Berbagai siksaan dahsyat ia rasakan dan tiada seorangpun di antara kaum muslimin pernah merasakannya. Awalnya ia adalah seorang budak hitam miskin yang tidak ada seorang pun sudi untuk melindunginya.
Ketika terik matahari kian panas dan matahari telah berada ditengah-tengah langit, serta kerikil-kerikil Makkah telah panas luar biasa, mereka ( kafir Quraisy ) melepaskan pakaian Bilal dan memberinya pakaian besi kemudian melemparkannya di terik sinar matahari yang membakar. Mereka bakar punggung Bilal dengan cemeti sambil berkata, " Kufurlah kamu dengan Tuhannya Muhammad. " Maka Bilal pun menjawab, " Ahad...Ahad ( Allah Maha Esa...Allah Maha Esa ) ". Umayyah bin Kholaf adalah orang yang memberikan siksaan terhadap Bilal. Ia letakkan batu besar di atas dada Bilal, namun Bilal hanya mengatakan, " Ahad...Ahad... ". Orang-orang kafir yang saat itu ikut dalam penyiksaan Bilal berkata, " Cacilah Muhammad, kami akan tinggalkan kamu." Lalu Bilal mengumpulkan kekuatan untuk menjawab, " Sesungguhnya...lisanku tidak mampu melakukannya...". Maka mereka pun semakin menambah siksaan.
Namun Allah berkehendak atas Bilal, tatkala Abu Bakar melihat kondisinya yang demikian, diapun membelinya dan memerdekakannya.
Ketika Nabi Hijrah ke Madinah dan membangun Masjid, adzan pun disyariatkan dan Nabi memilih Bilal sebagai Muadzin karena suaranya yang tinggi. Jadilah ia seorang Muadzin bagi Rasulullah dan para sahabat Nabi selama 10 tahun penuh. Begitu juga pada hari penaklukan kota Makkkah, Nabi berkeinginan untuk lebih banyak memuliakan Bilal... Karenanya ketika Ka'bah di buka, Bilal menyertai Rasulullah untuk masuk. Umar yang saat itu juga ikut dalam penaklukan kota Makkah, faham dengan apa yang diperbuat oleh Nabi, dia berkata.. " Abu Bakar adalah Sayyid ( penghulu ) kami dan dia telah membebaskan Sayyid kami." Yang ia maksud adalah Bilal.
Suatu hari... Nabi bersabda kepada Bilal : " Wahai Bilal, tunjukkan kepadaku amalmu, sesungguhnya aku telah mendengar suara langkah kedua sandalmu di Syurga." Maka Bilal menjawab, " Wahai Rasulullah, tidaklah aku berhadats dan batal wudhu ku kecuali akupun berwudhu dan tidaklah aku berwudhu kecuali kemudian aku melakukan sholat dua rakaat." Maka wudhu adalah senjata seorang mu'min yang tidak akan dia tinggalkan selamanya. Bersamaan dengan itu semua, Bilal tidak pernah mendengar kalimat-kalimat pujian yang dihadapkan kepadanya kecuali dia tundukkan kepalanya, kemudian dia tundukkan pula pandangan matanya seraya berkatasambil airmatanya bercucuran dari pelupuk matanya, " Sesungguhnya aku adalah seorang Habsyi, dulu aku hanyalah seorang budak."
Sepeninggal Nabi, Bilal pergi kepada Abu Bakar seraya berkata kepadanya, " Wahai Khalifah Rasulullah, sesungguhnya kau pernah mendengar Rasulullah bersabda, " Sesungguhnya amal seorang mu'min yang paling utama adalah jihad di jalan Allah... ". " Apa yang kamu inginkan wahai Bilal..." ucap Abu Bakar. Bilal menjawab, " Aku ingin ribath ( jihad, menjaga garis perbatasan dengan musuh ) hingga aku meninggal."
Abu Bakar menjawab, " Lalu... siapakah yang adzan untuk kami...?"
Sementara kedua matanya berlinangan airmata, Bilal berkata... " Sesungguhnya aku tidak akan adzan untuk siapapun sepeninggal Rasulullah..."
Abu Bakar berkata, " Tapi tetaplah tinggal dan adzan untik kami wahai Bilal.. "
Bilal menjawab, " Jika engkau dulu membebaskan aku agar aku menjadi milikmu, maka terpenuhilah apa yang kamu inginhkan... namun jika engkau membebaskan aku karena Allah maka biarkanlah aku dan apa yang kamu bebaskan karena Allah. "
Abu Bakar menjawab, " Bahkan aku membebaskanmu karena Allah wahai Bilal..."
Pergilah Bilal ke Syam dan tinggal disana sebagai orang yang melakukan Ribath dan Mujahid di jalan Allah. Dia berkata tentang dirinya sendiri: " Aku tidak kuasa untuk tinggal di Madinahsetelah wafatnya Rasulullah ".
Disaat Amirul Mu'minin, Umar Bin Khattab berziara ke Syam kaum muslimin mendesak kepadanya agar meminta Bilal untuk adzan bagi mereka satu sholat saja. Maka Umar mengharap agar Bilal adzan bagi mereka. Bilalpun naik dan adzan...
Ketika sampai pada lafadz, " Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," airmatanya menahan tenggorokannya dan diapun menangis, maka menangislah para sahabat yang pernah menjumpai Rasulullah saat Bilal masih menjadi Muadzi bagi Nabi. Mereka menangis seperti sama sekali belum pernah menangis sebelumnya, dan Umar adalah orang yang paling keras tangisannya.
Bilal meninggal di Syamtahumn ke-20 Hijriyah, sebagai seorang Murabith di jalan Allah sebagaimana yang dia inginkan, pada usia 60 tahun.
Allah telah meridhoi engkau wahai Muadzin Rasulullah dengan Syurga yang Rasulullah telah jamin atasmu juga terompahmu yang terdengar oleh Nabi di Syurga sana... Subhaanallaah .. :)
Semoga.. dengan kisah ini, dapat menguatkan kembali kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW.
Aamiin Yaa Robbal'aalamiin...
Sahabat Muslim....
kita pasti mengenal nama Bilal Bin Rabah...
ia adalah salah satu puncak tinggi yang menjulang dari puncak-puncak para sahabat Rasulullah SAW.
Tidaklah kita mengumandangkan adzan hingga hari ini kecuali kita mengingat Bilal, Mu'adzin Rasulullah Saw.
Ketika Nabi di utus, usia Bilal saat itu 30 tahun yang artinya, ia 10 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW. Berbagai siksaan dahsyat ia rasakan dan tiada seorangpun di antara kaum muslimin pernah merasakannya. Awalnya ia adalah seorang budak hitam miskin yang tidak ada seorang pun sudi untuk melindunginya.
Ketika terik matahari kian panas dan matahari telah berada ditengah-tengah langit, serta kerikil-kerikil Makkah telah panas luar biasa, mereka ( kafir Quraisy ) melepaskan pakaian Bilal dan memberinya pakaian besi kemudian melemparkannya di terik sinar matahari yang membakar. Mereka bakar punggung Bilal dengan cemeti sambil berkata, " Kufurlah kamu dengan Tuhannya Muhammad. " Maka Bilal pun menjawab, " Ahad...Ahad ( Allah Maha Esa...Allah Maha Esa ) ". Umayyah bin Kholaf adalah orang yang memberikan siksaan terhadap Bilal. Ia letakkan batu besar di atas dada Bilal, namun Bilal hanya mengatakan, " Ahad...Ahad... ". Orang-orang kafir yang saat itu ikut dalam penyiksaan Bilal berkata, " Cacilah Muhammad, kami akan tinggalkan kamu." Lalu Bilal mengumpulkan kekuatan untuk menjawab, " Sesungguhnya...lisanku tidak mampu melakukannya...". Maka mereka pun semakin menambah siksaan.
Namun Allah berkehendak atas Bilal, tatkala Abu Bakar melihat kondisinya yang demikian, diapun membelinya dan memerdekakannya.
Ketika Nabi Hijrah ke Madinah dan membangun Masjid, adzan pun disyariatkan dan Nabi memilih Bilal sebagai Muadzin karena suaranya yang tinggi. Jadilah ia seorang Muadzin bagi Rasulullah dan para sahabat Nabi selama 10 tahun penuh. Begitu juga pada hari penaklukan kota Makkkah, Nabi berkeinginan untuk lebih banyak memuliakan Bilal... Karenanya ketika Ka'bah di buka, Bilal menyertai Rasulullah untuk masuk. Umar yang saat itu juga ikut dalam penaklukan kota Makkah, faham dengan apa yang diperbuat oleh Nabi, dia berkata.. " Abu Bakar adalah Sayyid ( penghulu ) kami dan dia telah membebaskan Sayyid kami." Yang ia maksud adalah Bilal.
Suatu hari... Nabi bersabda kepada Bilal : " Wahai Bilal, tunjukkan kepadaku amalmu, sesungguhnya aku telah mendengar suara langkah kedua sandalmu di Syurga." Maka Bilal menjawab, " Wahai Rasulullah, tidaklah aku berhadats dan batal wudhu ku kecuali akupun berwudhu dan tidaklah aku berwudhu kecuali kemudian aku melakukan sholat dua rakaat." Maka wudhu adalah senjata seorang mu'min yang tidak akan dia tinggalkan selamanya. Bersamaan dengan itu semua, Bilal tidak pernah mendengar kalimat-kalimat pujian yang dihadapkan kepadanya kecuali dia tundukkan kepalanya, kemudian dia tundukkan pula pandangan matanya seraya berkatasambil airmatanya bercucuran dari pelupuk matanya, " Sesungguhnya aku adalah seorang Habsyi, dulu aku hanyalah seorang budak."
Sepeninggal Nabi, Bilal pergi kepada Abu Bakar seraya berkata kepadanya, " Wahai Khalifah Rasulullah, sesungguhnya kau pernah mendengar Rasulullah bersabda, " Sesungguhnya amal seorang mu'min yang paling utama adalah jihad di jalan Allah... ". " Apa yang kamu inginkan wahai Bilal..." ucap Abu Bakar. Bilal menjawab, " Aku ingin ribath ( jihad, menjaga garis perbatasan dengan musuh ) hingga aku meninggal."
Abu Bakar menjawab, " Lalu... siapakah yang adzan untuk kami...?"
Sementara kedua matanya berlinangan airmata, Bilal berkata... " Sesungguhnya aku tidak akan adzan untuk siapapun sepeninggal Rasulullah..."
Abu Bakar berkata, " Tapi tetaplah tinggal dan adzan untik kami wahai Bilal.. "
Bilal menjawab, " Jika engkau dulu membebaskan aku agar aku menjadi milikmu, maka terpenuhilah apa yang kamu inginhkan... namun jika engkau membebaskan aku karena Allah maka biarkanlah aku dan apa yang kamu bebaskan karena Allah. "
Abu Bakar menjawab, " Bahkan aku membebaskanmu karena Allah wahai Bilal..."
Pergilah Bilal ke Syam dan tinggal disana sebagai orang yang melakukan Ribath dan Mujahid di jalan Allah. Dia berkata tentang dirinya sendiri: " Aku tidak kuasa untuk tinggal di Madinahsetelah wafatnya Rasulullah ".
Disaat Amirul Mu'minin, Umar Bin Khattab berziara ke Syam kaum muslimin mendesak kepadanya agar meminta Bilal untuk adzan bagi mereka satu sholat saja. Maka Umar mengharap agar Bilal adzan bagi mereka. Bilalpun naik dan adzan...
Ketika sampai pada lafadz, " Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," airmatanya menahan tenggorokannya dan diapun menangis, maka menangislah para sahabat yang pernah menjumpai Rasulullah saat Bilal masih menjadi Muadzi bagi Nabi. Mereka menangis seperti sama sekali belum pernah menangis sebelumnya, dan Umar adalah orang yang paling keras tangisannya.
Bilal meninggal di Syamtahumn ke-20 Hijriyah, sebagai seorang Murabith di jalan Allah sebagaimana yang dia inginkan, pada usia 60 tahun.
Allah telah meridhoi engkau wahai Muadzin Rasulullah dengan Syurga yang Rasulullah telah jamin atasmu juga terompahmu yang terdengar oleh Nabi di Syurga sana... Subhaanallaah .. :)
Semoga.. dengan kisah ini, dapat menguatkan kembali kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW.
Aamiin Yaa Robbal'aalamiin...
Komentar
Posting Komentar